Assalamualaikum.Wr.Wb.

Selamat Datang di Blog Saya........Terima Kasih Atas Kunjungan Anda........ Lion Jr.

Sabtu, 26 April 2008

TAFFAKUR DAN TASYAKUR

Sabtu, 26 April 2008
Di kala senja dan warna merah-kuning menghiasi langit di ufuk barat, hati menjadi sedih karena hari yang cerah penuh kesibukan akan lewat dan malam yang gelap serta sepi akan datang. Menghadapi senja dalam kehidupan, kesedihan membuat hati merenung, apa yang telah dilakukan dengan rakhmat dan nikmat yang telah dilimpahkan Allah Sang Maha Pencipta kepada kita? Sudahkah kita mensyukurinya atau malah melupakan dan mengkufurinya

Adalah sangat alami kalau setiap manusia ingin hidupnya senang dan bahagia.Yang menjadi masalah adalah dimana batas kesenangan dan apa yang membuat manusia bahagia? Dalam kita mencari kesenangan,tentu kita mesti sadar betul sampai dimana batasnya.Umumnya tujuan utama manusia adalah untuk dapat menikmati kehidupan duniawi. Manusia berlomba dan bersaing untuk mendapat nikmat sebanyak mungkin. Harta melimpah, pangkat dan jabatan yang tinggi serta kehidupan duniawi lainnya yang serba kecukupan. Berbagai cara dan upaya dilakukan oleh manusia untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Terkadang tidak berhenti hanya sampai disitu. Sekali telah merasakan nikmatnya, manusia akan berusaha terus walaupun dengan cara yang tidak halal dan melampaui batas. Disinilah kita harus senantiasa waspada akan jebakan syaitan dengan selalu ingat Allah ,ingat akan perintah –Nya dan menjauhi yang nyata-nyata datangnya dari syaitan .Bukan berarti kita dengan menjauhi dunia lahiriah dan hidup di hutan,melainkan dengan membentuk benteng dalam batin.

Kebahagian pada dasarnya bukan disebabkan kita mampu memenuhi semua hasrat dan keinginan ,melainkan kebahagian datang dari kedamaian dalam jiwa. Kebahagiaan datang dari sikap kita terhadap kehidupan yang tidak ditentukan oleh faktor yang melulu bersifat materialistis,tetapi dari kesadaran dan pengertian kita tentang makna hidup.

Dalam dunia yang hiruk pikuk, ketenangan jiwa menjadi satu kebutuhan. Dalam hal ini jiwa dapat diibaratkan laut yang mempunyai kedalaman. Di permukaan…..laut bergejolak dengan gelombang yang tinggi, walaupun di lain waktu tenang tanpa riak. Sebaliknya di dasar laut, air tenang tanpa gerak. Permukaan laut mengibaratkan keadaan kita dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dasar laut mengibaratkan lubuk jiwa. Dalam kehidupan sehari-hari, kesadaran kita dangkal saja dan penuh gejolak dalam hati, pikiran atau jiwa, tetapi dalam lubuk hati terdapat ketenangan dan kedamaian yang sejuk.

Melihat dunia sekitar kita yang yang serba gemerlapan dengan berbagai kemajuan di bidang ilmu dan teknologi mutakhir telah membawa pengaruh dan perubahan terhadap peradaban manusia .Kemajuan dan perkembangan tersebut selain membawa dampak yang positif bagi kesejahteraan kehidupan manusia di sisi lain juga telah melahirkan ketegangan sosial yang cukup tragis dalam kehidupan ummat manusia.Di sisi lain manusia kurang sabar,mudah tersinggung serba cepat melonjak emosinya .

Dari gambaran tersebut, kita melihat bahwa ketenangan hanya tercapai kalau kita mampu melepaskan diri dari gejolak dunia dan memasuki ketenangan dalam lubuk jiwa. Lubuk jiwa adalah bagian yang paling dalam ……di dalam diri kita. Lubuk jiwa bukan saja sunyi, tetapi juga suci. Kegaduhan dunia dengan segala sifat kumuhnya tidak sampai tidak terlindung. Itulah sebabnya lubuk Jiwa adalah tempat yang tenang dan damai,tempat berlindung dari gejolak dunia .Kalau kesadaran berada dalam lubuk hati,kita akan diliputi nikmat rohaniah,tak ubahnya seperti kita rasakan dalam keadaan khusuk .Bila kesadaran berada dalam lubuk jiwa yang suci, batin selalu menghadapi Tuhan seperti dalam keadaan dzikir atau latihan.

Kesadaran diri untuk selalu ingat dan dekat dengan Tuhan melalui ibadah ritual atau latihan bukan saja untuk memuliakan Sang Maha Pencipta secara lahiriah tetapi agar menjadi manusia yang selalu menyaksikan kebesaran Tuhan dan selalu menyerah kepada kehendak-Nya, perintah-Nya, siap menjalankan tugas-Nya. Kalau terjadi terjadi sentuhan ,maka kita akan mengalami rasa khusuk yang membawa nikmat ketenangan .Kesadaran seperti itu lebih banyak bersemayam dilubuk jiwa yang tenang daripada di permukaan dangkal yang penuh gejolak .

Demikianlah hanya manusia yang memenuhi syarat yang dapat menjadi hamba yang dicintai-Nya dan memasuki kehidupan akhirat yang abadi penuh kedamaian dan kebahagiaan di sisi-Nya. Syaratnya tiada lain ditentukan oleh kadar rohaniah dalam jiwa yang selalu ingin mengabdi dan berbakti kepada-Nya. Sebab tujuan hidup adalah agar manusia dapat melewati tangga demi tangga meningkat harkatnya seperti buah dari mentah menjadi masak .Kesadaran meningkat dari yang tadinya dangkal, kurang berisi nilai rohaniah ,menjadi kesadaran yang penuh sifat rohaniah .Ini dicapai melalui ibadah yang penuh keikhlasan ,kesabaran ,dan ketawakkalan .
Beribadah artinya mengabdikan diri kepada yang menciptakan ,menghambakan diri kepada sang Pencipta ,menyerahkan diri kepada Sang Pencipta ,melayani kehendak Sang Pencipta ,tiada mendahului keinginannya dengan kehendak Allah ,semuanya terserah terhadap keputusan Allah ,dia akan ikhlas menerimanya ,dan jadilah manusia yang berserah diri. Wallahu'alam bissawab.

0 komentar: